Menu Yang Di Pajang Bisa Merubah Presepsi
Halo teman semua
Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Pertama saya mohon maaf karena saya posting makanan di sini, dan sebagian besar dari kita sekarang sedang berpuasa. Postingan saya di sini termotivasi dari postingan ayam bakar nya mas @giono kemarin di sini .
Ya ini makanan saya, ayam goreng sama lalapan, atau di beberapa tempat disebutnya pecel ayam. Terus apa bedanya dengan pecel ayam sebelumnya yang pernah saya share di sini?
Menu Yang Menakutkan
Agak susah mencari tempat makan di saat puasa begini, maklum saya tidak berpuasa dan terkadang memang harus cari tempat akan dahulu sekaligus buat basecamp tim lapangan untuk berkoordinasi. Tempat ini sepertinya menjadi favorit karena ada di pengkolan benar, tapi kenapa sepi ya?
Menurut saya yang buat sepi tempat makan itu semestinya makanan yang tidak enak, tidak bersih atau rasanya aneh. Selain itu makanan yang kemahalan juga menyebabkan tenda kaki lima sepi. Dalam kasus ini menurut saya rada unik. Yang buat sepi itu menu makanannya.
Ibu-ibu itu sebenarnya sudah mengikuti jurus marketing yang benar, melakukan diferensiasi atau pembedaan dengan kompetitor-kompetitor sebelahnya. Menu yang dipilihnya juga berbeda, tidak dijual sama pesaingnya... namun disitulah yang menjadi masalah...
Sop Iga itu ga bakalan murah, Rawon Jawa kan pasti sop daging ya... ga ada murah-murahnya... Soto betawi? tanya mas @happyphoenix aja, bulan lalu dia ketipu soto betawi dengan soto madura di sini. Murah tidaknya bisa langsung tanya tuh.
Tapi kan ada nasi rames? Bener juga seh, justru nasi ramesnya itu paling menakutkan... tulisannya di bawah ada kepala ikan kakap... mampus dah tuh makan kepala ikan kakap di tenda pinggir jalan...
Karena saya perlu meja dan tidak ada tempat lain, maka terpaksa saya masuk untuk memesan makanan... Hampir terucap dari mulut saya "yang paling murah apa ya?" , tapi ga tega juga nanya begitu. Mentang-mentang mata saya sipit langsung ditunjukin kepala ikan pula.
Beruntung saya reflek langsung nyeplos, yang pecelan aja ada ga bu, ayam gitu... lagi mau makan yang simpel aja....
Dan ternyata mereka ada menu pecel ayam, yang ga dipajak di spanduk mereka karena ga "WAH". Pas baru duduk langsung ditanya ini pakai tempe tahu, atau dua duanya tempe atau tahu? Langsung jiwa medit saya bergejolak, "Tempenya satu aja, ga usah pake tahu, lagi ga bisa makan banyak"... semoga uang saya terselamatkan sebagian dari ini...
Nah akhirnya datang juga tanpa tahu.. bukan karena saya ga suka, tapi memang karena takut ga kebayar, hahaha... Ternyata ini semua kena billnya di 21 ribu rupiah, cukup lumayan terjangkau untuk takaran Jakarta karena saya kira bakal kena getok 28 - 30 ribu rupiah.
Moral dari cerita saya di sini adalah penerapan strategi marketing yang benar pun bisa salah kaprah. Gara-gara ada tulisan Sop Iga, Kepala Ikan Kakap, dan lainnya, saya jadi takut pesan makanan di sana. Mungkin orang lain juga ikutan takut mampir, karena ga kebayang bakal digetok berapa rego nya.
Ok demikian dulu postingan saya di sini, terima kasih sudah mampir, dan jangan sungkan berbagi pengalaman yang sama seperti ini ya.
Terima kasih telah membaca tulisan saya yang apa adanya ini. Saya lebih banyak meluangkan waktu saya bermain gim di Hive Blockhain, dan berbagi cerita tentang gim dan permainan tersebut melalui tulisan-tulisan saya di sini. Jangan sungkan bertanya langsung ke saya bilamana ada yang mau ditanyakan dan mohon maaf kalau tulisan saya di sini ada yang menyinggung perasaan anda.
Tidak lupa saya berterima kasih kepada:
- Canva : yang telah memberikan peralatan penyunting gambar secara gratis
- Thepeakstudio : yang telah membuat gambar divider / pembatas yang keren di sini
Posted Using InLeo Alpha
I liked the dish presentation!
actually.. they forgot to garnish it with fried shallots 😅
!LUV
!PIZZA
dewabrata, happyphoenix sent you LUV. 🙂 (3/10) tools | trade | connect | wiki | daily
Made with LUV by crrdlx.
$PIZZA slices delivered:
@happyphoenix(1/5) tipped @dewabrata